Latar Belakang
Sekarang kita masuk ke masa akhir pelayanan Yesus di Galilea. Dalam pelajaran ini, kita membaca pertentangan lain dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, dan pengajaran Tuhan selanjutnya kepada orang-orang dan murid-murid mengenai masalah saat itu - kekudusan.
Ayat-ayat Kunci
(“Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.”15:11)
Apakah Anda Tahu...?
Adat istiadat nenek moyang/membasuh tangan (15:2): “Adat istiadat manusia”, “ajaran turun temurun” (Mrk. 7:8; Kol. 2:8), dan “adat istiadat nenek moyang” (Mat. 15:3, 6; Mrk. 7:9, 13, Gal. 1:14) merujuk pada bagian besar ajaran-ajaran lisan yang membahas hukum Taurat dan menafsirkannya dalam bentuk aturan-aturan yang mendetil, seringkali mencatat pula pendapat-pendapat berbeda dari para rabi yang bersaingan. Di masa Yesus, adat istiadat ini diajarkan secara lisan; tetapi orang-orang Farisi, walaupun tidak termasuk Saduki, melihatnya sebagai hukum yang setara dengan hukum Taurat itu sendiri. Adat istiadat ini kemudian disusun oleh Rabi Yehuda Sang Pangeran (antara tahun 135-200) menjadi Mishnah. Satu traktat penuh, Yadaim, mengatur soal “tangan”, (yaitu yādāyim), mengatur hal-hal terinci seperti bagaimana air harus digunakan untuk upacara penyucian yang efektif: “apabila seseorang menuangkan air di atas satu tangan dengan sekali tuang, tangannya kudus; tetapi apabila di atas dua tangan dengan sekali tuang, R. Meir menyatakan mereka tidak kudus kecuali bila ia menuangkan seperempat gayung atau lebih” (M. Yadaim 2:1). 6/348
Garis Besar
Analisa Umum
Analisa Bagian
-
15:1-9
1. Dari manakah para ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Dari sini apakah yang dapat Anda ketahui mengenai apa yang sedang dihadapi Yesus?
-
2a. Bagaimanakah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melanggar dan meniadakan perintah-perintah Allah? Bagaimanakah contoh pada ayat 5 dan 6 menunjukkan kemunafikan mereka?
-
2b. Pikirkanlah sebuah persamaan modern dalam melawan dan meniadakan perintah-perintah Allah demi adat istiadat keagamaan.
-
3. Apabila adat istiadat para tua-tua dimaksudkan untuk menolong orang memegang perintah-perintah Allah, lalu mengapa itu menjadi alasan untuk melanggar perintah-perintah Allah?
-
4. Apakah semua adat istiadat itu buruk? Dalam keadaan apakah adat istiadat menjadi “perintah-perintah manusia” dan menghalangi hubungan kita dengan Allah?
-
5a. Hati seperti apakah yang diungkapkan dalam nubuat Yesaya di ayat 8 hingga 9? Mengapa orang-orang mengajarkan perintah-perintah manusia?
-
5b. Dengan cara apa saja kemunafikan merayap masuk ke dalam ibadah kita kepada Allah hari ini?
-
5c. Apakah perbedaan yang ada pada ayat 8? Ibadah seperti apakah yang dikehendaki Allah?
-
15:12-14
6. Mengapa para ahli Taurat dan orang-orang Farisi merasa tersinggung? Apakah yang ditunjukkan dari hal ini?
-
7. Jelaskanlah persamaan yang ada pada ayat 13.
-
8. Bagaimanakah para ahli Taurat dan orang-orang Farisi menjadi pemimpin yang buta?
-
15:10-11, 15-20
9. Bagaimanakah pengajaran Yesus di ayat 11 menjadi jawaban untuk sanggahan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi?
-
10a. Penajisan seperti apakah yang dibicarakan Yesus?
-
10b. Apakah hubungan penajisan ini dengan adat istiadat?
-
11. Dari pengajaran-pengajaran ini, apakah yang harus kita lakukan agar menjadi kudus?