Latar Belakang

Paulus telah menjelaskan dalam suratnya bahwa baik Yahudi maupun Yunani, keduanya berada di bawah dosa, dan kebenaran Allah telah dinyatakan di luar hukum Taurat (Rm. 3:9, 21). Kita dibenarkan oleh iman dalam Tuhan Yesus, yang melalui-Nya saja kita dapat menerima penebusan. Baik Yahudi maupun Yunani sekarang dapata menerima anugerah hidup kekal yang cuma-cuma di dalam Kristus. Tetapi kasih karunia Allah yang diajarkan dalam Injil tampaknya mengabaikan kesungguhan bangsa Israel kepada Allah sehingga keadilan Allah dipertanyakan. Di pasal ini dan berikutnya, Paulus mengalihkan perhatiannya pada topik penting tentang hubungan istimewa Allah dengan bangsa Israel. Ketika membahas janji Allah kepada Israel dan masa depan keselamatan bangsa Israel, Paulus dengan penuh semangat membela kesetiaan dan kedaulatan Allah.

Ayat-ayat Kunci

(9:16, ESV)

Apakah Anda Tahu...?

  1. Roma 9:5 mungkin merupakan pernyataan paling tegas dalam Alkitab bahwa Kristus adalah Allah.

Garis Besar

  • Kesedihan dan Dukacita Paulus bagi Suku Bangsanya
  • Janji Allah
  • Pilihan Allah
  • Keadilan dan Kedaulatan Allah

Analisa Umum

  • 1.

    Perhatikan dan tuliskanlah berbagai kutipan Perjanjian Lama di pasal ini. Apakah nilai penting hal ini melihat topik yang sedang dibahas?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Tujuan Paulus mengutip sebagian demi sebagian ayat dari Perjanjian Lama adalah untuk menunjukkan bahwa Injil keselamatan oleh iman dalam Yesus Kristus tidak saja sejalan dengan firman Allah, tetapi juga berakar di dalamnya. Walaupun tersandungnya bangsa Israel mengesankan kegagalan firman Allah, penelitian Kitab Suci Perjanjian Lama lebih lanjut sesungguhnya membuktikan bahwa tujuan Allah tidak berubah, tetapi digenapi dalam keselamatan Kristus.

    Sembunyikan Jawaban

Analisa Bagian

  • 9:1–5

    1.

    Perhatikanlah tiga cara Paulus menyatakan bahwa perkataannya benar. Menurut Anda, mengapa ia melakukannya?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Paulus mengatakan bahwa perkataannya benar dalam tiga cara:

    1. “Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus”
    2. “Aku tidak berdusta”
    3. “Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus”

    Kita dapat menyimpulkan bahwa Paulus ingin agar para pembacanya mengetahui betapa berartinya mereka bagi dirinya. Seorang rasul bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi (Rm. 11:13; Gal. 2:8), Paulus memusatkan perhatiannya pada panggilan-Nya untuk memberitakan Injil kepada mereka. Desakannya tentang keselamatan oleh kasih karunia melalui iman dan bukan perbuatan menyebabkan banyak penolakan dari orang-orang Yahudi, suku bangsanya sendiri, yang menuduhnya membuang hukum Taurat dan menajiskan Bait Allah (Kis. 21:27-28). Melihat maraknya pandangan keliru bahwa Paulus anti-Yahudi, maka dapat dimengerti mengapa Paulus membuat pernyataan yang sangat menyentuh bahwa ia sangat memperhatikan orang-orang sebangsanya.

    Sembunyikan Jawaban

  • 2.

    Apakah yang dapat kita pelajari dari Paulus di sini?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Kita dapat melihat secuplik hati Paulus di sini. Ia tidak sekadar menjadi seorang nabi pembawa kabar buruk yang menyatakan kutukan, tetapi ia sungguh-sungguh peduli pada jiwa orang- orang, khususnya orang-orang sebangsanya. Ia mengasihi mereka sehingga mengharapkan agar ia terkutuk dan terpisah dari Kristus bagi mereka. Adakah orang-orang di dunia ini, khususnya mereka yang Anda kasihi, menjadi perhatian dan menyita hati Anda setiap hari?

    Sembunyikan Jawaban

  • 3.

    Mengapa Paulus meratapi orang-orang Yahudi?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Paulus berdukacita dan bersedih hati atas orang-orang Yahudi yang tidak percaya karena mereka telah menolak kebenaran Allah walaupun mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah (Rm. 9:31-32, 10:2-3). Ia sungguh-sungguh berdoa demi keselamatan mereka (Rm. 10:1).

    Sembunyikan Jawaban

  • 4.

    4. Jelaskanlah perihal-perihal di bawah ini dengan melihat apa yang telah diberikan kepada bangsa Israel:
    a. Diangkat sebagai anak (Ref. Kel. 4:22; Ul. 14:1; Hos. 11:1)
    b. Dimuliakan (Ref. Kel. 40:34-35; Im. 9:23; Ul. 5:24; 1Raj. 8:11)
    c. Dipuja (Ref. Ibr. 9:1)

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    a. Diangkat sebagai anak (Ref. Kel. 4:22; Ul. 14:1; Hos. 11:1):

    Allah menyebut bangsa Israel sebagai anak sulung-Nya (Kel. 4:22; Ul. 14:1; Hos. 11:1). Allah memilih mereka sebagai milik- Nya yang paling berharga, dari segala bangsa lain di dunia (Kel. 19:5-6; Ul. 7:6). Bangsa Israel tidak memperoleh status istimewa ini karena keunggulan moral mereka atau karena jumlah mereka lebih banyak, tetapi status itu diberikan Allah oleh karena Allah memilih mereka dan untuk menggenapi janji-Nya pada nenek moyang mereka (Ul. 7:7-8).

    b. Dimuliakan (Ref. Kel. 40:34-35; Im. 9:23; Ul. 5:24; 1Raj. 8:11):

    Di bawah perjanjian yang lama, kehadiran Allah di antara bangsa Israel adalah melalui Kemah Suci (Kel. 25:8) dan juga Bait Suci. Sebagai tanda kehadiran-Nya, kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci dan Bait Suci (Kel. 40:34-35; Im. 9:23; 1Raj. 8:11). Allah juga menunjukkan kemuliaan-Nya kepada seluruh umat Israel (Ul. 5:24).

    Apabila kita menafsirkan “dimuliakan” dengan arti kehormatan atas bangsa Israel, maka berkenannya Allah menjadikan mereka sebagai umat-Nya dan menerima hukum Taurat merupakan sebuah hadiah kasih karunia yang sangat mulia (Ref. Ul. 4:7-8; Mzm. 147:19-20).

    c. Dipuja (Ref. Ibr. 9:1):

    Selain menyuruh bangsa Israel untuk membangun Kemah Suci, yang kemudian digantikan dengan Bait Suci, Allah juga menetapkan aturan-aturan mengenai ibadah (Ref. Ibr. 9:1). Hal ini antara lain mencakup persembahan, pembakaran ukupan, keimaman, dan hari-hari raya khusus dan perayaan. Hal ini membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain sebagai milik Allah.

    Sembunyikan Jawaban

  • 9:6–9

    5.

    Apakah yang mendorong Paulus mengatakan, “Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal”?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Kesimpulan bagian pertama (9:1-5) adalah berarti suku bangsa Paulus, yaitu orang-orang Yahudi, berada di luar keselamatan Allah. Hal ini secara alami membangkitkan pertanyaan tentang apakah Allah dapat dipercaya untuk menepati janji-Nya kepada bangsa Israel, bahwa Ia akan menjadi Allah mereka. Paulus bermaksud menjawab pertanyaan ini di bagian ayat ini.

    Sembunyikan Jawaban

  • 6a.

    Mengapa Paulus mengingatkan para pembaca bahwa hanya anak-anak perjanjian yang diperhitungkan sebagai keturunan?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Dengan menjelaskan bahwa hanya anak-anak perjanjian yang diperhitungkan sebagai keturunan (ay. 8), Paulus menegaskan bahwa firman Allah tidak gagal. Pemilihan Allah atas Israel sebagai milik-Nya yang berharga berlaku secara khusus hanya pada anak-anak perjanjian, bukan setiap orang Yahudi secara lahiriah.

    Sembunyikan Jawaban

  • 6b.

    Siapakah anak-anak perjanjian ini?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Menurut surat Paulus kepada jemaat di Galatia, orang-orang percaya yang telah menjadi anak-anak Allah melalui iman adalah anak-anak perjanjian (3:23-29, 4:21-31). Abraham percaya kepada janji Allah, dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Karena itu, orang-orang yang mempunyai iman seperti Abraham dan percaya kepada janji keselamatan Allah, adalah keturunan Abraham (Rm. 4:11-14, 16). Begitu juga, Yahudi sejati bukanlah Yahudi yang lahiriah, tetapi ia yang memegang hukum Taurat dalam hatinya dan melayani Dia oleh Roh (Rm. 2:26, 29).

    Sembunyikan Jawaban

  • 9:10–13

    7.

    “Bukan hanya itu saja” di ayat 10 menyiratkan bahwa Paulus menghubungkan dua perihal kunci di bagian ini dan bagian sebelumnya. Apakah dua perihal ini?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Di bagian sebelumnya (ay. 6-9) Paulus menunjukkan bahwa hanya anak-anak perjanjian yang diperhitungkan sebagai keturunan. Lalu, di bagian ini ia mengajarkan kebenaran bahwa pemilihan Allah atas keturunan Abraham bukanlah karena perbuatan, tetapi karena kuasa pilihan Allah.

    Sembunyikan Jawaban

  • 8.

    Mengapa manusia sulit menerima kebenaran pemilihan Allah?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Umat manusia ingin merasa layak memiliki apa yang mereka dapatkan dan hasilkan. Dalam pandangan dunia yang berpusat pada manusia, keadilan ditentukan hanya melalui upah berdasarkan usaha seseorang. Bagi seseorang yang tidak mau menerima kekuasaan Allah, tidak mungkin pemilihan hanya didasarkan pada kasih karunia Allah dan bukan melalui usaha manusia.

    Sembunyikan Jawaban

  • 9:14–29

    9.

    Bagaimanakah contoh-contoh perkataan Allah kepada Musa dan Firaun menjawab pertanyaan “Adilkah Allah?”?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Hakim yang tidak adil dan tidak benar adalah hakim yang memutarbalikkan yang baik dengan yang jahat (Ref. Yes. 5:20). Tetapi kuasa pemilihan Allah bukanlah penyerongan baik dan jahat. Sebagai Tuhan dan Pencipta yang berkuasa atas segala sesuatu, Allah sepenuhnya berhak memberikan belas kasihan dan kebaikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Begitu juga, Ia dapat menegarkan hati siapa pun yang ia kehendaki. Pilihan- pilihan yang Ia ambil tidak bergantung ataupun dipengaruhi segala keputusan ataupun usaha manusia. Walaupun kekuasaan Allah dapat berjalan bertolak belakang dengan konsep keadilan menurut manusia (seperti anggapan bahwa pilihan Allah harus bergantung pada perilaku manusia), tetapi hal itu tidak melanggar sifat kebenaran Allah.

    Sembunyikan Jawaban

  • 10.

    Apakah kedaulatan Allah membebaskan manusia dari tanggung jawabnya?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Seperti yang diantisipasi pada pertanyaan retorika Paulus di ayat 19, orang-orang tidak percaya dapat menyangkal keadilan Allah menuntut pertanggungjawaban manusia apabila Ia sudah menentukan hasil akhirnya. Jadi menurut mereka seharusnya Allah-lah yang bertanggung jawab atas dosa-dosa dan kejahatan manusia. Paulus sudah menyanggah tuduhan ini sebelumnya di Roma 3:5-8. Manusia tidak dapat menyalahkan Allah atas kesalahannya sendiri. Alkitab telah dengan jelas menyatakan bahwa manusia harus mempertanggungjawabkan dosa-dosanya (Ref. Yak. 1:13-14).

    Dengan mengingat pengajaran ini, kita tidak boleh menafsirkan penegaran hati manusia oleh Allah di ayat 18 sebagai bukti bahwa Allah telah menentukan dosa manusia. Di Alkitab, Allah mengeraskan hati Firaun sebagai balasan kepada Firaun dan bangsa Mesir karena penindasan mereka atas umat-Nya dan juga untuk menunjukkan kekuasaan-Nya (Ref. Kel. 3:7-10, 4:21- 23, 7:3-5). Begitu juga, “benda-benda kemurkaan-Nya” di ayat 22 harus dipahami sebagai kekuasaan Allah untuk membawa kehancuran kepada mereka yang memberontak melawan- Nya. Tidak ada petunjuk di ayat-ayat ini bahwa Allah sejak semula menanam dosa atau kejahatan dalam hati manusia. Manusia masih harus bertanggung jawab atas pilihannya untuk melanggar hukum Allah. Pilihan Allah untuk berbelas kasihan pada orang berdosa sesuai dengan kehendak-Nya dan menghukum mereka yang menolak-Nya tidak membuat Allah bersalah. Kuasa pemilihan Allah sejalan dengan bagaimana Ia memilih untuk menyikapi orang-orang berdosa, apakah memberikan belas kasihan atau menegarkan hatinya. Allah tidak bertanggung jawab atas dosa-dosa mereka. Manusia juga tidak berhak mempertanyakan keputusan Allah untuk mengampuni atau menghukum.

    Sembunyikan Jawaban

  • 11.

    Apakah maksud Allah menunjukkan kedaulatan-Nya untuk memilih?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Dengan menaruh kesabaran yang besar terhadap benda- benda kemurkaan-Nya, Allah ingin menunjukkan murka-Nya dan kuasa-Nya (ay. 22). Dengan begitu, Ia juga menunjukkan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya (ay. 23). Dengan kata lain, kesabaran Allah menunjukkan belas kasihan dan juga murka dan kuasa-Nya. Mereka yang bertobat dan menerima kasih karunia Allah akan mengalami belas kasihan Allah, sementara mereka yang tetap memberontak akan menghadapi murka Allah (Ref. Rm. 11:22; 2Ptr. 3:9).

    Sembunyikan Jawaban

  • 12.

    Apakah pengajaran di balik ayat 24-26?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Kasih karunia pemilihan Allah tidak hanya diberikan kepada orang-orang Yahudi, tetapi telah diperluas untuk mencakup bangsa-bangsa lain. Walaupun bangsa-bangsa bukan Yahudi ada di luar perjanjian Allah, tetapi melalui iman di dalam Yesus Kristus mereka juga dapat disebut sebagai anak-anak Allah (Ref. Gal. 3:26-29; Ef. 2:11-13).

    Sembunyikan Jawaban

  • 13.

    Bagaimanakah kata-kata Yesaya di ayat 27-29 berhubungan dengan maksud Paulus di bagian ini?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Pesan dalam bagian ini adalah sisi lain bagian sebelumnya. Di bagian sebelumnya, Paulus mengutip perkataan Hosea untuk menunjukkan bahwa Alah akan memilih orang-orang yang tidak terbilang dari umat-Nya dan mereka yang tidak dikasihi untuk menjadi umat-Nya dan yang dikasihi-Nya. Ini telah digenapi dalam keselamatan bangsa-bangsa bukan Yahudi. Di bagian ini, Paulus merujuk perkataan Yesaya untuk membuktikan kebenaran bahwa hanya sisa-sisa bangsa Israel yang akan diselamatkan. Dua bagian ini menekankan maksud utama bahwa Allah mempunyai kekuasaan penuh untuk berbelas kasihan dan menunjukkan kasih pada siapa pun yang Ia kehendaki.

    Sembunyikan Jawaban