Latar Belakang
Masalah lain yang ditelusuri Paulus adalah mengenai makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Tampaknya, beberapa jemaat yang kuat di Gereja Korintus makan-makan di tempat ibadah penyembahan berhala. Walaupun mereka dapat membenarkan perbuatan mereka dengan pengetahuan bahwa berhala sama sekali bukanlah allah, perbuatan mereka telah menjadi batu sandungan bagi jemaat-jemaat yang lemah. Di pasal ini dan dua pasal berikutnya, Paulus tidak saja menjawab pertanyaan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, tetapi juga mengajarkan prinsip-prinsip utama yang harus dipegang orang Kristen dalam mengambil keputusan
Ayat-ayat Kunci
(8:1)
Apakah Anda Tahu...?
- Dalam sidang di Yerusalem, para rasul dan penatua telah mencapai keputusan di bawah tuntunan Roh bahwa jemaat dari bangsa-bangsa lain tidak perlu disunat. Tetapi mereka masih tetap harus menjauhi diri mereka dari beberapa hal tertentu, salah satunya adalah makanan yang dipersembahkan kepada berhala (Kis. 15:28–29).
- “Nuraninya itu dikuatkan” (10): Kata yang sama juga diterjemahkan sebagai “membangun” di ayat 1. Paulus mungkin menggunakan kata yang sama untuk membedakan antara makna positif di ayat 1 dengan makna negatifnya di ayat 10.
Garis Besar
Analisa Umum
-
1. Bagaimanakah bagian pertama (ay. 1-3) berhubungan dengan ayat-ayat selanjutnya dalam pasal ini?
Analisa Bagian
-
8:1–3
1. Bagaimanakah pengetahuan membuat orang menjadi sombong?
-
2. Bagaimanakah kasih dapat membangun?
-
3. Bagaimanakah membangun berbeda dengan menjadi sombong?
-
4. Jelaskanlah makna ayat 2.
-
5. Apakah maksudnya dikenal oleh Allah? Bacalah Kel. 33:17; Mzm. 1:6, 37:18; Nah 1:7;
2 Tim 2:19. -
6. Perbedaan apakah yang disampaikan di ayat 2 dan 3?
-
7. Apakah pengetahuan jelek? Apakah yang diajarkan Paulus tentang pengetahuan?
-
8:4–6
8. Apakah maksud bagian ini dalam hal makanan yang dipersembahkan kepada berhala?
-
8:7–13
9. Dalam hal apakah nurani yang lemah dinodai (ay. 7) atau dilukai (ay. 12)?
-
10a. Hak apakah yang harus Anda tinggalkan demi orang yang lebih lemah?
-
10b. Sebutkanlah contoh-contoh merelakan hak-hak kita demi orang lain di masa sekarang.
-
11. Mengapa Paulus mengingatkan pembaca bahwa saudara seiman adalah orang “yang untuknya Kristus telah mati”?
-
12. Apakah pengajaran agar kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain berarti kita harus menyenangkan setiap orang? Jelaskanlah jawaban Anda.