Latar Belakang

Paulus memulai suratnya dengan salam yang umum ia gunakan dalam surat-suratnya. Lalu, dalam kata-kata pujian bagi Allah, Paulus menyatakan tema utama suratnya, yaitu penghiburan. Dengan menyampaikan pengalaman pribadinya, Paulus membagikan penghiburan Allah dalam penderitaan yang alami kepada jemaat di Korintus. Harapan Paulus, agar jemaat di Korintus, yang adalah saudara-saudara sepenanggungan dalam penderitaannya, juga akan diuntungkan dari penghiburan Allah.

Ayat-ayat Kunci

(“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.” 1:3–4)

Apakah Anda Tahu...?

1. Timotius (1:1): Rekan kerja Paulus dari Listra. Paulus mengajak Timotius secara pribadi untuk menjadi rekan seperjalanan dan menganggapnya sebagai anaknya sendiri (Kis. 16:1-3; 1Tim. 1:2, 18).
2. Akhaya (1:1): Sebuah provinsi Romawi di wilayah tengah dan selatan Yunani, Korintus adalah ibukotanya.
3. Penghiburan (1:3, dsb.): Kata bentuk Yunani untuk “penghiburan” juga diterjemahkan sebagai “menghibur” (seperti di 1Kor. 14:3; Flp. 2:1), dan “anjuran” (Ref. 2Kor. 8:17).

Garis Besar

Analisa Umum

  • 1.

    Dalam keadaan-keadaan seperti apakah kita memerlukan penghiburan?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Seperti yang tampak pada perkataan Paulus di bagian ini, orang memerlukan penghiburan di masa-masa penderitaan dan kesusahan. Begitu juga mereka yang berdukacita (Ref. 2Kor. 2:7).

    Sembunyikan Jawaban

Analisa Bagian

  • 1:1–2

    1.

    Apakah maksud Paulus ketika ia berkata bahwa ia menjadi rasul “oleh kehendak Allah” (ay. 1)?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Allah, bukan manusia, yang mengkhususkan Paulus dan menunjuknya untuk melayani sebagai rasul (Kis. 9:15-16, 26:16-18; Gal. 1:1, 15; 1Tim. 1:12).

    Sembunyikan Jawaban

  • 1:3–7

    2.

    Bagaimanakah Paulus menjelaskan tentang Allah?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Paulus menyebut Allah sebagai Bapa yang penuh belas kasihan dan sumber segala penghiburan. Allah peduli kepada kita dan menolong kita dalam kelemahan dan penderitaan (2Kor. 1:3-4).

    Sembunyikan Jawaban

  • 3.

    Bagaimanakah kata “belas kasihan” di ayat 3 menjelaskan makna kata “penghiburan”?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Kata “belas kasihan” menunjukkan perhatian pada ketidakberuntungan orang lain.9 “Penghiburan” berkaitan dengan “belas kasihan” karena ditujukan kepada penderitaan seseorang.

    Tetapi penghiburan bukan sekadar rasa simpati dalam hati; penghiburan memberikan kekuatan dan sukacita kepada orang yang mengalami penderitaan (Ref. Kis. 15:31; Flm. 7).

    Sembunyikan Jawaban

  • 4.

    Renungkanlah suatu pengalaman ketika Anda memperoleh penghiburan Allah.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban
    (Jawaban ini kosong)
    Sembunyikan Jawaban

  • 5.

    Apakah tujuan atau hasil penghiburan dari Allah (ay. 4)?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Paulus menyebutkan bahwa Allah “menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.” (ay. 4) Apabila kita telah menerima penghiburan dari Allah, kita harus melanjutkan penghiburan yang telah kita terima kepada orang lain yang menderita.

    Sembunyikan Jawaban

  • 6.

    Bagaimanakah kita menghibur seseorang yang sedang menderita?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Alkitab adalah sumber penghiburan yang besar (Rm. 15:5). Alkitab mencatat pengalaman, pemikiran, pergumulan, doa, dan kemenangan orang-orang kudus di masa lampau, yang telah menyaksikan kasih dan kuasa Allah (Ref. Ibr. 12:1-2). Dengan membaca Alkitab tentang kehidupan orang-orang beriman dan Yesus Kristus sendiri, kita dapat menerima dorongan untuk berlari dalam lomba yang ada di hadapan kita. Kita dapat membagikan firman Alkitab kepada orang-orang yang menderita agar mereka memperoleh penghiburan. Ini adalah pelayanan mereka yang menyampaikan firman Alkitab di gereja (Ref. 1Kor. 14:3).
    Selain menyampaikan kata-kata dorongan dan nasihat, perbuatan kasih kita juga menghibur orang lain (Ref. Flm. 7). Barnabas disebut sebagai “anak penghiburan” (Kis. 4:36). Ia tidak hanya mempunyai karunia untuk menyampaikan nasihat (Ref. Kis. 11:22-23), tetapi mungkin juga selalu menolong orang-orang yang lemah melalui perbuatan. Ketika murid-murid di Yerusalem merasa takut dengan Saulus, Barnabas-lah yang membawa Saulus kepada rasul-rasul dan bersaksi tentang perbuatan Allah pada diri Saulus (Kis. 9:26-27). Ketika Paulus tidak mau mengikutsertakan Markus dalam pelayanan karena pekerjaannya yang buruk, Barnabas memberikan kesempatan lain bagi Markus (Kis. 15:36-39). Jadi tidak mengherankan apabila Alkitab memujinya sebagai “orang baik”, dan melalui pelayanannya banyak orang datang kepada Tuhan (Kis. 11:24).
    Selain menolong orang-orang yang menderita dengan perkataan dan perbuatan, kita juga dapat mendoakan agar Allah menghibur mereka. Allah adalah Bapa yang berbelas kasihan dan sumber penghiburan, yang menghibur kita dalam penderitaan (2Kor. 1:3-4). Karena itu, Paulus juga meminta bantuan doa jemaat bagi dirinya dan rekan-rekan sekerjanya (2Kor. 1:11).

    Sembunyikan Jawaban

  • 7.

    Apakah maksud Paulus dengan mendapat bagian berlimpah dalam kesengsaraan Kristus dan dalam penghiburan (ay. 5)?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Petrus mengingatkan jemaat bahwa pengujian iman mereka menjadikan diri mereka sebagai kawan-kawan sependeritaan bersama Kristus (1Ptr. 4:12-13). Kapan pun kita menderita demi iman atau pelayanan, kita turut ambil bagian dalam penderitaan Kristus. Bagi Paulus dan rekan-rekan sekerjanya, mereka telah mengalami banyak penderitaan demi nama Tuhan, tetapi juga menerima banyak penghiburan dari Allah dalam pelayanan mereka.

    Sembunyikan Jawaban

  • 8.

    Bagaimanakah penderitaan Paulus menjadi penghiburan dan keselamatan jemaat (ay. 6)?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Walaupun Paulus tidak menjelaskan secara khusus bagaimana penderitaannya menjadi penghiburan dan keselamatan jemaat di Korintus, kita dapat mengutip pengalaman jemaat di Filipi sebagai contoh. Paulus menyebutkan dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, bagaimana penahanannya di penjara membuat banyak saudara menjadi lebih berani untuk menyampaikan firman Allah (Flp. 1:14). Paulus adalah suri teladan bagi jemaat oleh karena keyakinan dan dedikasinya pada Injil Kristus. Teladan kesabarannya dalam penderitaan adalah sumber kekuatan bagi jemaat. Lebih lanjut, tujuan pelayanan dan penderitaan Paulus adalah untuk mendewasakan jemaat dalam Kristus (Kol. 1:24-29). Sebagai jemaat yang beriman dewasa, mereka belajar untuk mengandalkan Allah untuk mendapatkan penghiburan dalam penderitan dan memperoleh jaminan keselamatan mereka.

    Sembunyikan Jawaban

  • 9a.

    Dengan cara-cara apakah jemaat ambil bagian dalam penderitaan pelayanan Injil?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Jemaat di Filipi ambil bagian dalam penderitaan Paulus dengan memberitakan Injil dan menjalankan hidup sesuai dengan Injil Kristus (Ref. Flp. 1:5, 27-30). Begitu juga, kita mengambil bagian dalam penderitaan pelayanan dengan menjalani iman kita dan memberitakan kabar baik walaupun menghadapi penolakan atau penderitaan.

    Sembunyikan Jawaban

  • 9b.

    Apakah upah dari ambil bagian dalam penderitaan mereka?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Sama seperti para pelayan Injil seperti Paulus yang menerima banyak penghiburan dari Allah dalam penderitaan mereka, kita juga dapat mengalami penghiburan Allah dalam penderitaan kita (2Kor. 1:7).

    Sembunyikan Jawaban

  • 1:8–11

    10.

    Seperti apakah rasanya “beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar” dan “putus asa juga akan hidup” (ay. 8)?   a) Bagaimanakah Paulus memulihkan keadaan ini (ay. 9)?   b) Renungkanlah suatu keadaan putus asa yang pernah Anda alami sehingga Anda didorong untuk hanya bersandar kepada Allah.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Oleh karena keterbatasan manusia, kita semua mempunyai batas-batas kemampuan atau kesabaran, baik nyata ataupun semu. Kadang penderitaan yang kita alami menjadi demikian berat sehingga kita merasa kehabisan tenaga untuk menahannya. Kita dapat kehilangan pengharapan karena tidak melihat adanya pertolongan. Penderitaan berat bahkan dapat membuat seseorang tidak lagi ingin melanjutkan hidupnya. Seperti Paulus dan rekan-rekannya, para pelayan Allah lainnya dalam Alkitab juga mengalami titik-titik nadir karena hebatnya beban dan penderitaan yang mereka alami (Ref. Bil. 11:14-15; 1Raj. 19:4; Ayb. 3:20-26).

    a. Paulus menyadari bahwa pengujian hebat mendorong mereka untuk tidak mengandalkan diri sendiri, tetapi mengandalkan “Allah yang membangkitkan orang-orang mati.” (2Kor. 1:9) Allah mampu melakukan hal-hal yang mustahil bagi manusia, seperti membangkitkan orang mati. Karena itu pastilah Ia menyelamatkan orang yang berada dalam bahaya kematian. Apabila kita telah mencapai batas-batas diri kita, kita menjadi sadar sepenuhnya bahwa hanya Allah saja satu-satunya harapan kita, dan kita harus bersandar sepenuh hati kepada Allah. Dalam keputusasaan, kuasa dan kasih karunia Allah bagi kita menjadi sangat nyata (Ref. 2Kor. 12:9-10).

    Sembunyikan Jawaban