Latar Belakang

Ketika Yakub menutup nubuat-nubuatnya, ia menarik kakinya ke tempat tidur dan menghembuskan napas terakhirnya. Pasal ini menyorot peristiwa kematian Yakub, ratapan Yusuf, orang-orang Mesir, dan prosesi penguburan Yakub dari Mesir ke tanah Kanaan. Di sini, Alkitab mengajarkan kita tentang berpegang teguh pada janji Allah sampai akhir hidup kita.

Ayat-ayat Kunci

(“Kemudian berpesanlah Yakub kepada mereka: ‘Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu, dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik.’” Kejadian 49:29-30)

Apakah Anda Tahu...?

  1. “Dikumpulkan” (49:29): Kata “dikumpulkan” dalam bahasa Ibrani mempunyai penyebutan yang serupa, termasuk konsonan dan vokal, dengan nama “Yusuf” dan kata “ditarik” pada kalimat “ditariknyalah kakinya ke atas tempat berbaring dan meninggallah ia.” (Kej. 49:33)
  2. Gua (49:30): Dalam Alkitab Septuaginta-Yunani, kata “gua” dapat secara harfiah diterjemahkan sebagai “ganda” atau “dua lapis”, yang menunjukkan bahwa gua itu memiliki dua ruangan.
  3. Milik (49:30): dalam bahasa Ibrani, kata “milik” dapat digunakan secara harfiah untuk menunjukkan “milik pusaka” bangsa Israel – yaitu Tanah Perjanjian Allah, tanah Kanaan (Kej. 17:8, 48:4) atau “hak milik warisan” – bagian wilayah Kanaan yang dibagi-bagikan kepada dua belas suku bangsa Israel oleh Musa dan Yosua (Bil. 27:7, 32:32, 35:2; Yos. 13:15-19:51, 22:4, 9).
  4. Tabib-tabib (50:2 – NKJV physicians): Dalam bahasa Ibrani, kata “tabib” dapat secara harfiah diterjemahkan sebagai “menyembuhkan”, “memperbaiki”, atau “menambal”. Menurut referensi sejarah, setiap tabib hanya memiliki kemampuan untuk merawat satu penyakit.223 Para tabib Mesir awalnya adalah imam-imam yang diharapkan mengetahui segala perkara perihal tubuh, penyakit, dan pengobatan. Kemudian mereka dibagi-bagi menjadi beberapa bagian tenaga kerja dan salah satu bagian ini adalah para perempah – yaitu, para tabib.224 Walaupun proses mumifikasi di Mesir biasanya membutuhkan upacara-upacara ritual dan keyakinan kehidupan setelah kematian yang panjang-lebar dan dilakukan oleh imam-imam pengurus jenazah, Alkitab hanya menyebutkan bahwa perempahan jenazah Yakub dilakukan oleh para tabib – yang merempahi, dan bukan imam-imam profesional, sebagai upaya praktis untuk memelihara jenazah tanpa menyebutkan ritual-ritual kematian bangsa Mesir.225
  5. Merempah-rempahi (50:2 – NKJV: enbalm): Alkitab hanya menyebutkan dua orang yang pernah melalui proses perempahan sebelum penguburan, yaitu Yakub dan Yusuf (Kej. 50:2, 26). Walaupun kata “merempah-rempahi” (NKJV: enbalm – membalsem) dapat secara harfiah diterjemahkan sebagai “merempahi” atau “membumbui” dalam bahasa Ibrani, kata ini juga dapat diterjemahkan sebagai “mempersiapkan penguburan” dalam arti mengawetkan jenazah dengan minyak mur dan rempah-rempah wewangian lain di Septuaginta-Yunani. Menurut referensi sejarah, proses perempahan termahal adalah sebesar satu talenta perak (sekitar 33kg perak atau 16.500 dolar Amerika). Proses mumifikasi yang memakan waktu dan rumit ini adalah sebagai berikut: pertama, otak jenazah dikeluarkan dari lubang hidung melalui potongan besi yang melengkung. Lalu tulang tengkorak dibersihkan dari sisa-sisa otak dengan mencucinya dengan obat-obatan. Lalu isi perut jenazah dikeluarkan melalui lubang di sisi kiri yang dibuat dengan pisau batu akik Etiopia. Setelah itu perut dimurnikan dengan anggur palem dan wewangian, dan jenazah yang sudah dikosongkan kemudian diisi dengan segala jenis rempah-rempah kecuali kemenyan. Akhirnya, jenazah direndam di dalam natrum atau soda subkarbonat yang didapat dari padang gurun Libya selama tujuh puluh hari. Setelah masa itu berakhir, jenazah dimandikan, dibungkus dengan linen, diolesi dengan getah, dihias dan ditutup dengan kain kafan dan siap dipindahkan ke kotak mumi.226
  6. “Empat puluh hari… tujuh puluh hari” (50:3): Referensi sejarah menyebutkan bahwa masa pembaluran jenazah dengan minyak dan rempah-rempah umumnya dilakukan di masa Yunani akhir. Penafsiran Yahudi umumnya menyebutkan bahwa empat puluh hari dibutuhkan untuk merempahi, dan diikuti dengan tiga puluh hari masa berkabung, sehingga total waktunya adalah tujuh puluh hari masa berkabung.227
  7. “Orang Mesir menangisi” (50:3): Di Alkitab Septuaginta-Yunani, ungkapan ini diterjemahkan secara harfiah sebagai “Mesir berkabung”, yang menunjukkan bahwa Mesir dalam bentuk tunggal sebagai satu bangsa berkabung bagi Yakub.
  8. “Dalam kuburku yang telah kugali” (50:5): Ungkapan serupa tercatat di 2Tawarikh 16:14, yang dapat diterjemahkan secara harfiah dari bahasa Ibrani sebagai “dalam kuburnya sendiri, yang ia gali bagi dirinya.”
  9. “Anak-anaknya” (50:8) dapat diterjemahkan secara harfiah sebagai “kerabat” atau “keluarga besar” di Septuaginta-Yunani.
  10. “Kereta maupun orang-orang berkuda” (50:9): Dalam bahasa Ibrani, kata-kata ini juga digunakan untuk merujuk bagian pasukan Firaun yang mengejar bangsa Israel ke Laut Teberau (Kel. 14:9, 17, 18, 23, 26, 28; Yos. 24:6). Selain itu, Alkitab menggunakan kata-kata ini untuk menunjukkan kekuatan militer bangsa Filistin (1Sam. 13:5), bangsa Siria (2Sam. 10:18), bangsa Zoba (2Sam. 8:3-4), dan bangsa-bangsa lain, termasuk bangsa Israel sendiri (1Raj. 4:26, 9:19).
  11. “Iringan-iringan itu sangat besar” (50:9): Wilkinson’s Manners and Customs of the Ancient Egyptians pernah menjelaskan secara terinci tentang prosesi penguburan pejabat tinggi Mesir. Pertama, hamba-hamba memimpin jalan dengan membawa papan-papan berisi buah, kue, bunga, jambangan-jambangan berisi minyak urapan, anggur, dan cairan-cairan lain, dengan disertai tiga angsa dan anak lembu sebagai korban, kursi-kursi dan loh-loh kayu, dan benda-benda lain. Lalu rombongan lain mengikutinya sambil memukuli busur, kipas, dan peti-peti mumi pejabat yang meninggal dan para pendahulunya yang sebelumnya disimpan untuk penguburan. Setelah itu, lebih banyak lagi orang-orang mengikuti dengan papan berisi persembahan, sofa, kotak-kotak, kereta, jambangan emas dan persembahan-persembahan lain. Peti mumi ditempatkan di dalam perahu yang dikhususkan, dan ditarik oleh empat lembu dan tujuh orang, di bawah pimpinan pengawas yang mengatur prosesi pemakaman. Terakhir, kerabat-kerabat laki-laki dan teman-teman orang yang meninggal berjalan sambil memukuli dada atau menunjukkan dukacita dengan berdiam diri dan melangkah bersandar pada tongkat panjang dan mengakhiri prosesi.228
  12. Goren (50:10 – NKJV: threshing floor) adalah bidang bundar yang luas untuk mengirik jagung dengan lembu.229 Bidang yang luas ini dapat memuat banyak orang, seperti “iring-iringan… besar” Yusuf.
  13. Haatad (50:10) dalam bahasa Ibrani dapat diterjemahkan secara harfiah sebagai “semak duri” (Hak. 9:14-15; Mzm. 58:9). Jadi, “Haatad” bisa dari nama pemilik pengirikan atau dari jumlah semak duri yang tumbuh di tempat itu.
  14. “Seberang sungai Yordan” (50:10): Dalam bahasa Ibrani, ungkapan ini dapat diterjemahkan secara harfiah sebagai “di sisi lain Yordan” atau “sisi timur Yordan” atau “sisi barat Yordan”. Rujukan modern menunjukkan tempat ini adalah Tell-el-Ajjul, 7 kilometer perjalanan jauhnya dari barat daya Gaza, sebuah kota penjagaan Mesir di jalan pantai utama dari Mesir ke Kanaan. Alkitab menyebutkan bahwa bangsa Kanaan dapat melihat pemakaman besar itu, jadi tempat pengirikan itu dekat dengan Kanaan, yang menunjukkan bahwa Yusuf dan rombongannya mengambil rute selatan Laut Mati dan memasuki wilayah Kanaan dengan menyeberangi sungai Yordan dekat Yerikho.230
  15. “Ratapan” (50:10): Ungkapan ini dapat diterjemahkan secara harfiah dari Septuaginta-Yunani sebagai “mereka memukuli dada.”
  16. “Perkabungan tujuh hari lamanya” (50:10): Perkabungan selama tujuh hari bukan hanya praktik yang umum dilakukan di Alkitab (1Sam. 31:13; 1Taw. 10:12; Ayb. 2:13; Yeh. 3:15-16), tetapi juga merupakan upacara adat istiadat Yahudi hingga hari ini.
  17. “Orang-orang Kanaan melihat perkabungan di Goren-Haatad” (50:11): Upacara perkabungan itu bukan saja dapat didengar dari suara ratapan dan tangisan, tetapi juga dapat disaksikan. Alkitab menyebutkan beberapa contoh kebiasaan perkabungan Timur Tengah, seperti mengoyakkan pakaian dan mengenakan kain kabung (Kej. 37:34; 2Sam. 1:11), berpuasa (2Sam. 1:12), berjalan tanpa alas kaki dan penutup kepala (Yeh. 24:17), menoreh-noreh diri sendiri (Yer. 16:6) atau menggunduli kepala (Yeh. 7:18).
  18. Abel Mizraim (50:11): Di Alkitab, ada beberapa nama tempat yang diawali kata Abel, seperti Abel Sitim atau hutan akasia Abel (NKJV: Abel Acacia Grove), Abel Keramim (Hak. 11:33), Abel-Bet-Maakha (2Sam. 20:15), Abel Maim (2Taw. 16:4), dan Abel Mehola (1Raj. 19:16). Kata “Abel” dalam bahasa Ibrani dapat diterjemahkan langsung sebagai “aliran”, “sungai”, atau “anak sungai”, yang merupakan permainan kata yang dimaksudkan untuk menyampaikan konteks “berkabung”. Menurut referensi Alkitab, lokasi Abel Mizraim mungkin ada di Beth’Eglaim, di 7.2km barat daya Gaza pada pantai timur Mediterania sepanjang jalan padang gurun yang menghubungkan ibukota Hyksos di Delta Nil dengan wilayah Asia. Dari sejumlah besar peti mati bergaya Mesir terbuat dari tanah liat yang ditemukan di sebuah kubur, penggalian arkeologi telah membuktikan bahwa kota itu adalah sebuah benteng Mesir. Tempat itu dianggap sebagai tempat pekuburan untuk pejabat-pejabat tinggi Mesir yang memerintah di Kanaan dan bagi para pemimpin Kanaan yang mengabdi pada Mesir.231

Garis Besar

Analisa Umum

  • 1a.

    Bagaimanakah penguburan Yakub di Gua Makhpela di tanah Kanaan menutup masa tiga nenek moyang bangsa Israel di Kitab Kejadian?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Pemakaman Yakub di Gua Makhpela di tanah Kanaan menutup masa tiga nenek moyang bangsa Israel di Kitab Kejadian. Alkitab menyebutkan bahwa Abraham, Ishak, dan Yakub dikuburkan di Gua Makhpela. Pertama, “Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre.” (Kej. 23:19) Kedua, “Ishak dan Ismael, menguburkan [Abraham] dalam gua Makhpela.” (Kej. 25:9) Ketiga, Ishak dan Ribka juga dikuburkan di gua yang sama (Kej. 49:31). Keempat, Yakub menguburkan Lea di Gua Makhpela (Kej. 49:31). Keempat, anak-anak Yakub “mengangkut dia ke tanah Kanaan, dan mereka menguburkan dia dalam gua di ladang Makhpela yang telah dibeli Abraham.” (Kej. 50:13) Jadi, pemakaman Yakub di Gua Makhpela menjadi penutupan perjalanan hidup tiga nenek moyang bangsa Israel di kitab Kejadian – Abraham dan Sara, Ishak dan Ribka, Yakub dan Lea.

    Sembunyikan Jawaban

  • 1b.

    Bagaimanakah penguburan Yakub di Gua Makhpela di tanah Kanaan menutup penggunaan ungkapan tiga keturunan nenek moyang bangsa Israel, “Abraham, Ishak, dan Yakub” di Alkitab?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Pemakaman Yakub di gua Makhpela di tanah Kanaan menutup penggunaan ungkapan tiga keturunan nenek moyang bangsa Israel “Abraham, Ishak, dan Yakub” di Alkitab. Saat Yakub masih hidup, doanya hanya menyebutkan dua pendahulunya, “Allah nenekku Abraham dan Allah ayahku Ishak.” Setelah pemakaman Yakub, Yusuf dapat berbicara kepada saudara-saudaranya tentang janji Allah dengan referensi penuh tiga keturunan: “yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.” (Kej. 50:24). Kemudian, kitab-kitab selanjutnya dalam Alkitab menggunakan referensi tiga keturunan atau tiga nenek moyang bangsa Israel, “Abraham, Ishak, dan Yakub” (Ul. 6:10, 9:5, 30:20). Dan sepanjang Alkitab, setelah penghujung Kitab Kejadian yang menceritakan pemakaman Yakub dan kematian Yusuf, Tuhan sering menyebut Diri-Nya sendiri sebagai “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” (Kel. 3:6, 15-16, 4:5; 1Raj. 18:36; 1Taw. 29:18; 2Taw. 30:6; Mat. 22:32; Mrk. 12:26; Luk. 13:28; Kis. 3:13, 7:32). Jadi, pemakaman Yakub di gua Makhpela – bersama dengan Abraham dan Ishak – menandakan penggenapan penggunaan ungkapan tiga nenek moyang bangsa Israel di Alkitab.

    Sembunyikan Jawaban

Analisa Bagian

  • 49:29-33

    1a.

    Berapa kali Yakub menyebutkan kematiannya kepada Yusuf? Lihat Kej. 47:29-31, 48:21-22 dan 49:29-32.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Yakub menyebutkan tentang kematiannya kepada Yusuf di tiga kesempatan berbeda. Pertama dalam Kejadian 47:29-31, Yakub memanggil Yusuf dan menyuruhnya bersumpah untuk “menunjukkan kasih dan setia” kepadanya, dan berkata, “Janganlah kiranya kuburkan aku di Mesir, karena aku mau mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu angkutlah aku dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka.” Kedua, di Kejadian 48:21-22, Yakub berkata kepada Yusuf, “Tidak lama lagi aku akan mati, tetapi Allah akan menyertai kamu dan membawa kamu kembali ke negeri nenek moyangmu.” Ketiga, Kejadian 49:29 menyebutkan penekanan terakhir Yakub, “Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu.”

    Sembunyikan Jawaban

  • 1b.

    Bagaimanakah perkataan Yakub tentang kematiannya di Kejadian 49:29 berbeda dengan dua kesempatan sebelumnya?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Perkataan Yakub yang ketiga tentang kematiannya di Kejadian 49:29-32 berbeda dengan dua kesempatan sebelumnya di Kejadain 47:29-31 dan Kejadian 48:21-22. Perbedaan ada pada orang yang menerima pesan Yakub dan isi pesannya. Yakub menyebutkan tentang kematiannya hanya kepada Yusuf di Kejadian 47:29-31 dan Kejadian 48:21-22. Tetapi di Kejadian 49:29-32, Yakub menyebutkan tentang kematiannya kepada seluruh anak-anaknya. Lebih lanjut, hanya di Kejadian 49:29-32 Yakub menyebutkan persis lokasi penguburannya, “dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan,” dan juga menyebutkan status hukum tempat pemakaman itu, “yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik.”

    Sembunyikan Jawaban

  • 2.

    Jelaskanlah hubungan antara ketegasan Yakub mengenai tempat penguburan dan janji Allah sebelumnya untuk membawa Yakub ke tanah Kanaan. Lihat Kej. 28:15, 35:11-12, 46:3-4 dan 48:4.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Di Kitab Kejadian, penulis menyebutkan bagaimana Yakub mendesak anak-anaknya untuk memakamkan dirinya bersama dengan kakek dan ayahnya “dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan” (Kej. 49:29-30) dan bukan di Gosyen, Mesir. Kekukuhan Yakub mengenai lokasi pemakamannya didukung oleh firman Allah yang telah Ia nyatakan kepada Yakub.

    Pertama, ketika Yakub meninggalkan keluarganya, Tuhan Allah menghiburnya di Betel bahwa Ia akan memelihara Yakub ke mana pun ia pergi dan akan membawanya kembali ke Kanaan (Kej. 28:15). Kedua, ketika Yakub kembali ke Betel, Tuhan kembali berbicara kepada Yakub untuk menekankan janji-Nya, bahwa “negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu.” (Kej. 35:12) Ketiga, di tengah perjalanannya ke Mesir untuk menemui Yusuf, Tuhan Allah menguatkan Yakub dan menjelaskan kehendak-Nya bagi Yakub di Mesir, “Janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali.” (Kej. 46:3-4) Keempat, ketika Yakub sakit, ia mengingatkan Yusuf akan janji Allah, “Aku akan membuat engkau bertambah banyak dan menjadi sekumpulan bangsa-bangsa; Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu untuk menjadi miliknya sampai selama-lamanya.” (Kej. 48:3-4)

    Janji-janji Allah di atas, khususnya penekanan Allah untuk membawa Yakub kembali ke tanah yang telah Ia berikan baginya dan bagi keturunannya, menjadi jangkar hidup Yakub. Jadi ketika menyadari bahwa ajalnya sudah dekat, Yakub memerintahkan anak-anaknya untuk menguburkannya di tanah yang telah Tuhan janjikan kepadanya.

    Sembunyikan Jawaban

  • 3a.

    Siapakah yang dikuburkan dalam gua di Makhpela? Dan mengapa mereka sangat dekat hubungannya dengan Yakub?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Orang-orang yang dikuburkan di gua Makhpela mempunyai hubungan dekat dengan Yakub, yaitu Abraham dan Sara, yaitu kakek dan neneknya (Kej. 21:3). Kemudian Ishak dan Ribka, ayah dan ibunya (Kej. 25:26). Lalu Lea, istrinya (Kej. 29:23).

    Sembunyikan Jawaban

  • 3b.

    Jelaskanlah status hak milik tempat pekuburan di Makhpela dari sudut pandang hukum. Lihat Kej. 23:4, 14-18, 25:9-10 dan 50:13.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Status kepemilikan tempat pemakaman di ladang Makhpela adalah hak milik Abraham dan keturunannya. Pada waktu ia akan mati, Yakub menegaskan bahwa tempat pemakaman itu dibeli oleh Abraham dari Efron orang Het (Kej. 49:30).

    Menurut Kitab Kejadian, tempat itu tidak diperoleh Abraham melalui pendudukan militer, tetapi dengan transaksi jual-beli yang diprakarsai Abraham (Kej. 23:4). Penulis Kitab Kejadian mencatat bahwa Makhpela di Mamre, “ladang dan gua yang di sana, serta segala pohon di ladang itu, bahkan di seluruh tanah itu sampai ke tepi-tepinya,” dibeli dengan harga 400 syikal perak, jumlah yang diminta Efron orang Het sendiri. Dan transaksi antara dua pihak ini dilakukan dengan disaksikan “di depan semua orang yang datang di pintu gerbang kota.” (Kej. 23:14-18)

    Lebih lanjut, penulis Kitab Kejadian dua kali lagi menjelaskan bahwa tanah kuburan itu dibeli secara sah dari bani Het (Kej. 25:9-10) “untuk menjadi kuburan milik.” (Kej. 50:13) Jadi, tanah kuburan itu dengan segala yang ada di dalamnya adalah hak milik yang diperoleh secara sah oleh kakek Yakub dan sepenuhnya merupakan hak milik Yakub dan keturunannya.

    Sembunyikan Jawaban

  • 3c.

    Bagaimanakah gua di Makhpela berlaku sebagai hubungan pada iman Yakub dan para pendahulunya?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Gua Makhpela berlaku sebagai hubungan pada iman Yakub dan nenek moyangnya karena beberapa faktor.

    Pertama, kepemilikan gua di ladang Makhpela berlaku sebagai lambang warisan keturunan Yakub di masa depan. Di Kejadian 49:29, Yakub menegaskan bahwa tanah kuburan itu dibeli Abraham sebagai hak miliknya. Walaupun kata “milik” di Kejadian 49:30 merujuk pada kepemilikan Abraham untuk tempat penguburan, kata yang sama digunakan dalam Alkitab untuk menunjukkan milik pusaka bangsa Israel di Tanah Perjanjian dari Allah (Kej. 17:8). Penulis Kitab Kejadian menyebutkan bahwa Yakub sendiri menyebut tanah Kanaan sebagai “miliknya sampai selama-lamanya” dari Allah (Kej. 48:4). Lebih lanjut, di masa hidup Musa dan Yosua, kata yang sama digunakan untuk menyebutkan milik pusaka bangsa Israel – pembagian wilayah tanah Kanaan menurut masing-masing suku bangsa Israel (Bil. 27:7, 32:32, 35:2; Yos. 13:15-19:51, 22:4, 9).

    Kedua, gua di ladang Makhpela berlaku sebagai peringatan atas tempat peristirahatan dari Allah di masa depan – tanah perjanjian – dari perjalanan nomaden Yakub dan para pendahulunya. Pada awalnya, kakek Yakub, yaitu Abraham, taat kepada Allah dan pergi meninggalkan keluarganya (Kej. 12:1). Dengan meninggalkan kampung halamannya, Abraham menjadi orang yang hidup berpindah-pindah dan berdiam dalam kemah, “dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” Tetapi oleh iman, Abraham “diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing” dan “menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.” (Ibr. 11:8-10). Dengan kata lain, Abraham mengharapkan Tanah Perjanjian dan menantikan kota Allah sampai kematiannya, seperti juga Ishak dan Yakub. Jadi tanah kuburan yang dibeli Abraham berlaku sebagai peringatan yang nyata akan janji Allah di masa depan bagi Yakub dan para pendahulunya dari keadaan di masa hidup mereka yang “tidak memperoleh apa yang dijanjikan.” (Ibr. 11:39).

    Ketiga, gua di ladang Makhpela berlaku sebagai cara untuk menunjukkan iman aktif Yakub, para pendahulunya, dan keturunannya, untuk berpegang teguh pada janji Allah, yaitu “negeri yang akan Kutunjukkan kepada” mereka (Kej. 12:1). Baik Abraham dan Ishak dikuburkan di gua Makhpela, di tanah Kanaan (Kej. 25:9, 49:31). Dan sekarang menjelang kematiannya, Yakub memerintahkan anak-anaknya untuk menguburkannya di gua yang sama tempat para pendahulunya dikuburkan (Kej. 49:29). Kemudian, Yusuf pun memberikan perintah yang sama dan mendesak anak-anak Israel untuk bersumpah untuk membawa tulang-tulangnya keluar dari Mesir ke tanah Kanaan (Kej. 50:25). Sama seperti para pendahulu Yakub yang berpegang pada pengharapan janji Allah sampai kematian mereka, Yakub pun terus berpegang pada imannya kepada janji Allah akan Tanah Perjanjian dengan mengikuti jejak para pendahulunya – dikuburkan di tanah Kanaan, tanah yang suatu hari nanti akan diberikan Allah sebagai milik pusaka anak-anak Israel.

    Sembunyikan Jawaban

  • 4.

    Bagaimanakah sikap Yakub dalam meninggalkan tanah miliknya di Gosyen, Mesir demi sebidang tanah Makhpela di Kanaan serupa dengan sikap Musa di Ibrani 11:24-26?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Sikap Yakub meninggalkan kepemilikan Gosyen di Mesir demi kepemilikan di ladang Makhpela di Kanaan serupa dengan sikap Musa. Penulis Kitab Ibrani menjelaskan bahwa Musa “menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.” (Ibr. 11:24-26) Dengan kata lain, Musa rela meninggalkan status, kesejahteraan, dan harta kekayaannya di Mesir demi menderita bersama-sama umat Allah.

    Begitu juga, Yakub yang telah hidup di tanah terbaik di Mesir (Kej. 47:6) selama tujuh belas tahun (Kej. 47:28) masih berpegang pada janji Allah bahkan sampai ajalnya telah dekat (Kej. 47:29). Lebih lanjut, Yakub mengingatkan Yusuf bahwa Allah yang menampakkan diri-Nya pada Yakub di tanah Kanaan, Ia akan memberikan tanah yang disebutkan itu kepada keturunan Yusuf selanjutnya sebagai milik pusaka (Kej. 48:3-4) dan ia juga memerintahkan anak-anaknya untuk menguburkannya di tanah Kanaan (Kej. 49:29-32). Dengan pengingat dan perintah itu, Yakub bersedia meninggalkan kekayaan dan “tanah terbaik” di Mesir, tanah Gosyen. Yakub menanti-nantikan dan menganggap bahwa milik pusaka tanah Kanaan jauh lebih bernilai daripada miliknya di Gosyen bagi anak-anaknya dan keturunan-keturunan setelah mereka.

    Sembunyikan Jawaban

  • 50:1-6

    5a.

    Jelaskanlah tahapan-tahapan kematian dan penguburan Yakub.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Kematian dan pemakaman Yakub dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Pertama, ratapan atas Yakub dan perempahan jenazah (Kej. 50:1-3). Kedua, izin dari Firaun yang memperbolehkan Yusuf dan keluarga Yakub pergi Kanaan untuk menguburkan ayah mereka (Kej. 50:4-9). Ketiga, rombongan besar pemakaman Yakub di tempat pengirikan Atad (Kej. 50:10-11). Keempat, pemakaman Yakub di gua Makhpela (Kej. 50:12-13).

    Sembunyikan Jawaban

  • 5b.

    Bagaimanakah peristiwa di Kejadian 50:1 menggenapi janji Allah kepada Yakub di Kejadian 46:4?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Penulis Kitab Kejadian menjelaskan bahwa saat Yakub menarik “kakinya ke atas tempat berbaring dan meninggallah ia,” (Kej. 49:33) “Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya serta menangisi dan mencium dia.” (Kej. 50:1) Perasaan mendalam yang ditunjukkan Yusuf kepada Yakub secara tidak langsung menggenapi janji Allah kepada Yakub bahwa anaknya, Yusuf, akan menjadi orang yang “mengatupkan kelopak mata[nya].” (Kej. 46:4)

    Sembunyikan Jawaban

  • 5c.

    Tuliskanlah kasih Yusuf yang mendalam kepada ayahnya, Yakub, di petiduran kematiannya.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Pada waktu Yakub meninggal dunia, perasaan Yusuf kepada ayahnya dapat dijelaskan sebagai berikut: “Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya”, ia “menangisi” dan “mencium dia.” (Kej. 50:1)

    Sembunyikan Jawaban

  • 6a.

    Apakah dua janji yang Yusuf katakan kepada istana Firaun di Kejadian 50:4-5?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Di Kejadian 50:4-5, Yusuf berbicara kepada istana Firaun dan memberitahukan tentang dua janji yang harus ia genapi. Pertama, Yusuf memberitahukan mereka tentang janji yang ia nyatakan kepada ayahnya, Yakub. Yusuf menjelaskan bahwa ayahnya mendesaknya bersumpah untuk menguburkannya di makam yang ia gali di tanah Kanaan (Kej. 50:5). Jadi Yusuf memohon kepada Firaun untuk mengizinkannya pergi keluar dari Mesir ke tanah Kanaan untuk menguburkan ayahnya. Kedua, setelah meminta izin untuk pergi ke Kanaan menguburkan ayahnya, Yusuf berjanji kepada Firaun melalui istana Firaun bahwa setelah ia selesai menguburkan ayahnya, ia akan kembali ke Mesir (Kej. 50:5). Dengan kata lain, Yusuf berjanji kepada Firaun bahwa ia akan kembali mengemban tugasnya sebagai kuasa (Kej. 42:33) atas seluruh tanah Mesir (Kej. 41:41).

    Sembunyikan Jawaban

  • 6b.

    Dari dua janji Yusuf itu, apakah yang dapat kita pelajari tentang menyeimbangkan beragam tanggung jawab kita?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Dua janji Yusuf di Kejadian 50:4-5, yaitu janji pada Yakub dan janji pada Firaun, menunjukkan tanggung jawab Yusuf yang berbeda yaitu keluarga dan pekerjaan. Walaupun Yusuf adalah kuasa atas Mesir, ia masih meluangkan waktu untuk menunaikan janji yang ia sumpahkan kepada ayahnya (Kej. 50:5). Jadi sembari mengerjakan perkara keluarga di tanah Kanaan untuk menguburkan ayahnya, Yusuf tidak menelantarkan tugas pekerjaannya. Yusuf berjanji kepada Firaun bahwa segera setelah ia selesai mengurus urusan keluarganya, ia tidak akan berlama-lama di Kanaan dan akan segera kembali ke Mesir untuk menunaikan tugasnya (Kej. 50:5).

    Begitu juga, teladan Yusuf mengajarkan kita bagaimana menyeimbangkan tanggung jawab yang berbeda dalam hidup kita. Kesibukan jadwal pekerjaan kita tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan tanggung jawab kita pada kebutuhan keluarga. Di lain pihak, waktu yang diluangkan bagi keluarga tidak boleh disalahgunakan sehingga menelantarkan tanggung jawab pekerjaan kita.

    Sembunyikan Jawaban

  • 6c.

    Bagaimanakah izin Firaun di Kejadian 50:6 menunjukkan kepercayaannya kepada janji Yusuf?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Izin Firaun di Kejadian 50:6 menunjukkan kepercayaannya kepada janji Yusuf. Saat Yusuf memohon izin Firaun untuk meninggalkan Mesir dan menguburkan ayahnya, Firaun langsung mengizinkannya dan berkata, “Pergilah ke sana dan kuburkanlah ayahmu itu, seperti yang telah disuruhnya engkau bersumpah.” (Kej. 50:6) Ketiadaan perintah untuk kembali kepadanya untuk mengingatkan tugas Yusuf sebagai kuasa atas Mesir dalam izin yang ia berikan, menunjukkan betapa besar kepercayaan Firaun kepada Yusuf dan integritasnya.

    Sembunyikan Jawaban

  • 50:7-11

    7a.

    Jelaskanlah tiga rombongan dalam kumpulan besar perkabungan Yakub.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Rombongan pemakaman Yakub yang menyertai Yusuf seperti dijelaskan oleh penulis Kitab Kejadian dapat dibagi menjadi tiga rombongan terpisah. Pertama, rombongan Mesir, yang terdiri dari “semua pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua dari tanah Mesir.” (Kej. 50:7) Kedua, rombongan Yakub, yang terdiri dari “seisi rumah Yusuf juga, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya.” (Kej. 50:8) Ketiga, rombongan luar, yang terdiri dari “kereta maupun orang-orang berkuda.” (Kej. 50:9)

    Sembunyikan Jawaban

  • 7b.

    Jelaskanlah makna keikutsertaan rombongan pertama dalam prosesi pemakaman Yakub.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Rombongan pertama yang berisi orang-orang Mesir penting bagi prosesi pemakaman Yakub. “Pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua” (Kej. 50:7) adalah perwakilan Firaun dan Mesir secara keseluruhan. Kitab Kejadian menyebutkan bahwa para pegawai Firaun adalah bagian dari kabinetnya yang menasihati dalam perkara kerajaan Mesir (Kej. 41:37-38). Lebih lanjut, “semua tua-tua dari tanah Mesir” menunjukkan perwakilan “tanah Mesir” yang sebelumnya mengalami bencana kelaparan (Kej. 41:55). Jadi keikutsertaan para pegawai Firaun dan tua-tua Mesir menunjukkan penghormatan yang ingin mereka nyatakan kepada ayah orang yang telah menyelamatkan seluruh bangsa Mesir dan negeri-negeri sekitarnya dari tujuh tahun bencana kelaparan (Kej. 41:53-57).

    Sembunyikan Jawaban

  • 7c.

    Jelaskanlah makna keikutsertaan rombongan ketiga dalam prosesi pemakaman Yakub.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Rombongan ketiga yang berisi kereta dan orang-orang berkuda penting bagi proses pemakaman Yakub. Mereka adalah kawalan militer dalam prosesi itu. Rombongan besar pemakaman Yakub terdiri dari para pejabat tinggi Mesir, “semua pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua dari tanah Mesir,” (Kej. 50:7) dan tambah lagi Yusuf, pemegang kuasa Firaun dan orang nomor dua di seluruh negeri Mesir, Zafnat-Paaneah (Kej. 41:40-41, 45). Prosesi pemakaman dengan rombongan besar ini tentunya menarik perhatian besar dari wilayah sekelilingnya, seperti penduduk wilayah Kanaan (Kej. 50:11). Jadi disertakannya pasukan militer mengawal rombongan Yusuf adalah cara yang efektif untuk mencegah serangan musuh. Menurut Alkitab, baik kereta dan pasukan berkuda digunakan untuk tujuan militer melawan musuh (1Sam. 13:5; 2Sam. 10:18; 1Raj. 10:26, 20:21; 2Raj. 6:14; 2Taw. 16:8). Selain itu, Alkitab menjelaskan bahwa kereta dan pasukan berkuda Mesir bukan saja banyak dan kuat (Yes. 31:1) tetapi juga ditakuti (Kel. 14:9) dan disegani oleh bangsa-bangsa lain (Yes. 36:9). Jadi pengawalan kereta dan orang-orang berkuda penting untuk melindungi keselamatan Zafnat-Paaneah, keluarganya, dan para pejabat tinggi dan tua-tua Mesir dari risiko para penjahat dan serangan musuh sepanjang perjalanan berbahaya dari Mesir ke tanah Kanaan.

    Sembunyikan Jawaban

  • 7d.

    Bagaimanakah prosesi pemakaman Yakub berlaku sebagai peringatan atas janji Allah pada rombongan kedua? Lihat juga Kej. 28:15, 35:12 dan 46:4.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Prosesi pemakaman Yakub berlaku sebagai pengingat janji Allah pada rombongan kedua – seluruh keluarga Yusuf, saudara-saudaranya, dan seluruh keluarga ayahnya. Sebelumnya, Allah telah berjanji kepada Yakub bahwa keturunannya akan diserahkan tanah Kanaan sebagai milik pusaka (Kej. 28:15, 35:12, 46:4). Sejak terjadinya bencana kelaparan di tanah Kanaan, Yakub dan keluarganya meninggalkan Tanah Perjanjian selama tujuh belas tahun (Kej. 47:28). Jadi, prosesi rombongan besar ini bukan saja untuk memimpin pemakaman Yakub tetapi juga kesempatan bagi seluruh keluarga Yakub untuk mengunjungi tanah Kanaan dan diingatkan kembali akan milik mereka yang kekal (Kej. 17:8) yang Allah berikan kepada mereka.

    Sembunyikan Jawaban

  • 8.

    Mengapa Yusuf dan rombongannya meninggalkan “anak-anaknya serta kambing domba dan lembu sapinya” di Gosyen?

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Ketika Yusuf dan rombongannya meninggalkan Mesir untuk menguburkan ayahnya, Yakub, Kitab Kejadian mencatat bahwa mereka meninggalkan “anak-anaknya serta kambing domba dan lembu sapinya” di Gosyen (Kej. 50:8). Yusuf dan rombongannya melakukan hal ini untuk menunjukkan kepada Firaun bahwa mereka tidak bermaksud melarikan diri atau kembali ke tanah Kanaan. Mereka meninggalkan “anak-anak” di Gosyen sebagai tanda bahwa Yusuf dan rombongannya akan kembali ke Mesir seperti janji Yusuf kepada Firaun (Kej. 50:5) dan mereka akan meneruskan untuk berdiam di wilayah itu.

    Lebih lanjut, Yusuf dan rombongannya sengaja meninggalkan “anak-anaknya serta kambing domba dan lembu sapi” di Gosyen agar tidak ikut serta menjalani perjalanan yang sulit dari Mesir ke tanah Kanaan. Contoh dari Alkitab menunjukkan bahwa anak-anak dianggap lemah dan tidak dapat mengikuti perjalanan yang keras (Kej. 33:13-14).

    Terakhir, Yusuf dan rombongannya meninggalkan anak-anak agar tidak menjadi korban serangan musuh. Penulis Kitab Kejadian mencatat contoh bagiamana anak-anak di kota Sikhem tidak berdaya dan ditawan setelah seluruh laki-laki Sikhem tewas dan tidak lagi dapat melindungi mereka (Kej. 34:29).

    Sembunyikan Jawaban

  • 50:12-14

    9.

    Jelaskanlah dua peristiwa yang terjadi sebelum pemakaman Yakub di tanah Kanaan. Sebelum pemakaman Yakub di tanah Kanaan, ada dua peristiwa yang terjadi.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Pertama, perkabungan besar orang-orang Mesir. Setelah rombongan besar tiba di Goren-Haatad, penulis Kitab Kejadian menceritakan bahwa ratapan itu “sangat sedih dan riuh.” Selain itu, “Yusuf mengadakan perkabungan tujuh hari lamanya karena ayahnya.” (Kej. 50:10) Perkabungan itu sedemikian riuh sehingga orang-orang Kanaan menyebut tempat itu Abel-Mizraim, “Inilah perkabungan orang Mesir yang amat riuh.” (Kej. 50:11)

    Kedua adalah pemakaman Yakub. Setelah masa perkabungan di Goren-Haatad, Alkitab menjelaskan bahwa hanya anak-anak Yakub yang pergi membawa Yakub ke tanah Kanaan, “dan mereka menguburkan dia dalam gua di ladang Makhpela yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik.” (Kej. 50:13) Dengan kata lain, rombongan pertama dan ketiga, keluarga Yusuf dan keluarga Yakub tetap berada di Goren-Haatad dan menunggu Yusuf dan saudara-saudaranya kembali dari pemakaman.

    Sembunyikan Jawaban

  • 10a.

    Bandingkanlah perbedaan suasana yang tampak antara Abel Mizraim dengan Gua Makhpela.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Suasana yang tampak berbeda antara Abel-Mizraim dengan gua Makhpela adalah sebagai berikut: suasana di Abel-Mizraim dipenuhi ratapan rombongan besar yang “sedih dan riuh” (Kej. 50:10). Bahkan orang-orang Kanaan menyebutnya sebagai “perkabungan orang Mesir yang amat riuh.” (Kej. 50:11) Orang-orang Mesir sangat meratapi kematian ayah kuasa atas Mesir. Suasana ini adalah suasana kesedihan dan kehilangan besar di Abel-Mizraim.

    Sebaliknya, suasana pemakaman di gua Makhpela bersifat pribadi. Pemakaman Yakub tidak disertai oleh rombogan besar, tetapi hanya oleh anak-anak Yakub yag membawa jenazah ayah mereka yang telah dirempahi ke gua Makhpela di Mamre (Kej. 50:13). Selain itu, suasana di Makhpela dipenuhi dengan kedamaian dan kemuliaan. Bukan saja karena Yakub dapat memperoleh peristirahatannya dengan damai, bersatu dengan keluarganya – Abraham dan Sara, Ishak dan Ribka, dan Lea, istrinya – di gua Makhpela (Kej. 49:31), tetapi ia juga dapat menerima kemuliaan, dikuburkan di Tanah Perjanjian Allah – harta pusaka bangsa Israel.

    Sembunyikan Jawaban

  • 10b.

    Apakah yang dapat kita pelajari dari kematian seseorang dalam Kristus dari perbedaan yang tampkan antara Abel Mizraim dan Gua Makhpela? Lihat Flp. 1:21-23; 1Tes. 4:14; 2Kor. 4:14 dan 1Yoh. 2:25.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Dari perbedaan yang tampak pada suasana di Abel-Mizraim dan gua di Makhpela, kita dapat memetik pelajaran penting tentang kematian seseorang dalam Kristus. Walaupun dunia memandang kematian manusia sebagai suatu kehilangan dan kesedihan karena meninggalkan orang-orang yang dikasihi, Alkitab memandang kematian orang di dalam Kristus sebagai “keuntungan” (Flp. 1:21). Penulis surat 1Tesalonika menjelaskan lebih lanjut bahwa “mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” (1Tes. 4:14) Dengan kata lain, mereka yang mengalami kematian jasmani dianggap sebagai orang-orang yang “meninggal dalam Yesus” (NKJV: sleep in Jesus) dan akan dibangkitkan bersama-Nya (2Kor. 4:14). Walaupun kita meratapi kematian di pemakaman sebagai ungkapan perasaan kehilangan dan kesedihan ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi, kita harus mengingat bahwa kematian di dalam Yesus berarti disatukan kembali bersama Kristus (Flp. 1:23) dan merupakan permulaan penggenapan janji-Nya bagi kita, yaitu hidup kekal (Yoh. 2:25).

    Sembunyikan Jawaban

  • 11.

    Bagaimanakah perjalanan Yusuf, saudara-saudaranya, dan “semua orang yang turut pergi” kembali ke Mesir berhubungan dengan nubuat Allah kepada Abraham di Kejadian 15:13? Lihat juga Kel. 1:8-11.

    •  
    •  
    •  
    •  
    Lihat Jawaban

    Kembalinya Yusuf, saudara-saudaranya, dan seluruh rombongannya ke Mesir berhubungan dengan nubuat Allah kepada Abraham di Kejadian 15:13, yang menyatakan: “Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya.” Nubuat ini merujuk pada masa di Kitab Keluaran saat bangsa Israel menderita dan diperbudak oleh raja Firaun yang baru di Mesir “yang tidak mengenal Yusuf.” (Kel. 1:8-11) Jadi, kembalinya Yusuf, saudara-saudaranya, dan seluruh rombongan mereka untuk kembali berdiam di Mesir pada akhir Kitab Kejadian menandakan penggenapan awal nubuat Allah di Kejadian 15:13 bahwa keturunan Yakub akan segera “menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka.”

    Sembunyikan Jawaban