Latar Belakang
Di bagian besar pertama dalam suratnya, Paulus menulis tentang permasalahan gereja di Korintus dari laporan yang ia terima, termasuk persoalan perpecahan dan percabulan (Ref. 1:11; 5:1). Dari pasal 7, Paulus mulai membahas berbagai masalah lain, yang dituliskan jemaat-jemaat Korintus kepadanya. Karena itulah kita berulang kali melihat kata-kata “dan sekarang tentang…” (7:1, 25, 8:1, 12:1, 16:1) di bagian-bagian lain surat ini. Salah satunya, adalah mengenai pernikahan dan masa lajang, yang mungkin adalah sebuah pertanyaan yang mereka ajukan. Karena panjangnya pasal ini, kita mungkin perlu membagi pelajaran bagian ayat ini menjadi dua bagian
Ayat-ayat Kunci
(7:24)
Apakah Anda Tahu...?
- “Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin” (7:1): Karena tulisan Yunani tidak menggunakan tanda kutip, tidak jelas apakah pernyataan ini merupakan pendapat pribadi Paulus atau pendapat umum yang ditanyakan oleh jemaat Korintus untuk disikapi Paulus.
- Gadis (7:25, 28, 34, 36–38): kata Yunaninya berarti “perawan”. Seperti ditunjukkan dari berbagai terjemahan, ada beberapa pandangan berbeda apakah orang yang dimaksud di ayat 36-38 adalah ayah si perawan atau laki-laki yang akan menikah.
Garis Besar
- Kewajiban (7:1–5)
- Setiap Orang Menerima Karunia yang Khas (7:6–7)
- Kepada yang Lajang dan Janda (7:8–9)
- Kepada yang Menikah (7:10–11)
- Kepada yang Lain (7:12–16)
- Hidup Seperti yang Telah Ditentukan Tuhan (7:17–24)
- Perhatian yang Menikah dan Lajang (7:25–35)
- Pilihan untuk Menikah (7:36–38)
- Pilihan Janda untuk Menikah Lagi (7:39–40)
Analisa Umum
-
1. Bagaimanakah kesan pasal ini berbeda dengan tulisan-tulisan Paulus lainnya?
-
2a. Paulus tiga kali menyebutkan perkataan “adalah baik…”. [ref] Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini tentang apa yang baik?
-
2b. Apakah Paulus tidak menganjurkan pernikahan?
Analisa Bagian
-
7:1–5
1. Bagaimanakah hubungan pernikahan yang kuat dapat membantu seseorang untuk menghindari percabulan?
-
2a. Apakah rintangan-rintangan yang dapat merusak hubungan seksual yang sehat di antara sepasang suami istri?
-
2b. Bagaimanakah suami-istri dapat mengatasi rintangan-rintangan ini?
-
3. Mengapa Iblis tertarik dengan kehidupan pernikahan jemaat? (ay. 5)
-
7:6–7
4. Apakah “kelonggaran” yang dimaksud Paulus di sini? (ay. 6)
-
5. Jelaskanlah “karunia” yang disebutkan di ayat 7.
-
7:8–9
6. Mengapa Paulus menganjurkan jemaat untuk tetap melajang apabila mereka mampu?
-
7:10–16
7. Apakah yang diajarkan Paulus tentang perceraian di dua bagian ini?
-
8. Kategori khusus apakah yang disebutkan Paulus di ayat 12-16?
-
9. Bagaimanakah pasangan yang tidak percaya dikuduskan?
-
7:17–24
10. Bagaimanakah bagian ini berkaitan dengan konteks yang lebih luas di pasal ini?
-
11. Apakah dua jenis identitas yang dibicarakan Paulus di sini?
-
12. Penerapan praktis apakah yang diajarkan bagi jemaat pada hari ini?
-
7:25–35
13. Jelaskanlah sudut pandang yang diajarkan Paulus di ayat 29-31.
-
14. Dengan cara-cara apakah perhatian orang yang menikah berbeda dengan yang lajang?
-
7:36–38
15. Menurut bagian ini, faktor-faktor apakah yang harus direnungkan seseorang ketika memutuskan untuk menikah atau tetap melajang?
-
7:39–40
16. Apakah yang dimaksud Paulus dengan “Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah”?