Penulis

Surat ini memperkenalkan penulisnya sebagai “Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus” (1). “Yudas” adalah bentuk Yunani “Yehuda”. Yakobus yang disebutkan di sini kemungkinan besar adalah Yakobus dari Yerusalem, pemimpin Gereja Yerusalem, yang juga dikenal sebagai “Yakobus, saudara Tuhan Yesus” (Gal. 1:19, 2:9, 12; Kis. 12:17, 15:13, 21:18; 1Kor. 15:7). Apabila perkiraan ini benar, maka Yudas, saudara Yakobus, juga adalah saudara Tuhan Yesus (Mat. 13:55; Mrk. 6:3).

Penerima

Identitas penulis dan pengetahuan latar belakang Yahudi yang diasumsikan oleh surat ini menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen dari bangsa Yahudi. Penulis tampaknya menujukan surat ini kepada gereja setempat atau sekelompok gereja yang berusaha disusupi oleh guru-guru palsu.

Tanggal

Kemungkinan antara tahun 60-65 Masehi.

Tujuan/Kejadian

Dari suratnya sendiri, kita dapat mengetahui sedikit mengenai keadaan pada masa itu dan tujuan penulisan surat ini. Temukan dan catatlah pengamatan Anda.
Orang-orang fasik telah menyusup ke dalam persekutuan orang percaya, dan mereka mungkin mempengaruhi beberapa jemaat. Awalnya Yudas bermaksud untuk menulis mengenai injil keselamatan. Tetapi karena merasakan sifat mendesak permasalahan ini, ia memutuskan untuk mendorong jemaat untuk berdiri tegar melawan kejahatan orang-orang fasik.

Ciri-ciri Khusus

1. Yudas meminjam banyak contoh-contoh orang-orang jahat dari Perjanjian Lama dan penghakiman yang menimpa mereka untuk menunjukkan bahwa guru-guru palsu, yang telah dinubuatkan oleh Tuhan, juga telah ditentukan untuk menerima hukuman. Ia menggunakan kata-kata dan gambaran yang keras untuk menunjukkan sifat jahat guru-guru palsu dan beratnya.

Ayat Kunci

“Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.” (1:20-21)

Keterkaitan Modern

Seperti yang telah diperkirakan oleh Rasul Paulus, banyak jemaat berbalik dari kebenaran di hari-hari terakhir. Mereka akan menjadi pencinta kenikmatan dan tidak mengasihi Allah (2Tim. 3:4, 4:3, 4). Merebaknya pencarian kenikmatan dan kemunduran moral telah merusak pola pikir masyarakat pada hari ini, termasuk di antaranya orang-orang yang mengaku sebagai Kristen. Surat Yudas ini adalah panggilan kepada jemaat pada umumnya untuk berdiri teguh demi kebenaran dan tetap kuat dalam iman sembari mewujudkan misi untuk membawakan injil kepada dunia.